Minggu, 20 Desember 2009

ibu ...
ibu merupakan sosok perempuan yang telah melahirkan dari benih yang ditanam oleh seorang bapak.
peran ibu kadang lebih banyak di rumah sebagai ibu rumah tangga untuk membantu peran suami
mengurus rumah, masak, menyiapkan makan, mencuci, nyetrika, melahirkan anak, menjaga anak, mendidik anak, melayani suami, kadang juga membantu suami sebagai tulang punggung mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup..
semua di kerjakan walau kadang tak menghiraukan kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri.

ibu ...
tugas mu tidak kentara ternyata begitu banyak...
ibu...tugasmu begitu berat sebenarnya
ibu...tugasmu amat mulia disisi-NYA
kadang karena tugasmu itu kadang kau tidak begitu diperhatikan kaum adam...

suatu hari aku perhatikan apa yang dilakukan oleh ibuku ...
dalam benakku apakah aku juga bisa menanggung beban yang dirasakan oleh ibuku???.....
dalam keseharian mulai bangun tidur, ibu bangun paling awal dari semua anggota keluarga, kemudian ibu memasak dan menyiapkan sarapan pagi buat anak, cucu dan suami agar ketika mereka terbangun dan memulai aktifitas dengan perut kenyang dan sehat...
ibu siapkan baju, sepatu, tas untuk anak, cucu dan suami sebelum mereka cucu sekolah, anak dan ayah kerja
ibu cucikan baju, sepatu, tas dan perabot rumah setelah mereka pergi dengan tujuan mereka,
selesai mencuci kau siapkan makan siang untuk mereka, agar ketika cucu dan anak pulang sekolah bisa makan yang sehat...

saat itu ibu mungkin kecapekan dan kelelahan baik pikiran maupun tenaga, beliau tetep dengan kesehariannya dengan sekuat tenaga,

dilain waktu ...ibu pun memeras otak bagaimana dengan uang belanja yang ada bisa ada tambahan, akhirnya beliau menemukan jalan, ibu menerima jahitan, Alhamdulliah berjalan mendapat pemasukan walau sedikit tapi lumayan untuk nambah keseharian, namun terkadang sepi, ibu pun berpikir lagi bagaimana dengan uang belanja bisa tetep belanja dan bisa memberi uang jajan pada anak dan cucu-cucunya, beliau akhirnya pergi ke pasar dengan membawa barang dagangan berupa hasil pertanian dari desa (Pisang, singkong, sayuran, terkadang dengan pakaian hasil kreasi sendiri) dan sesampainya di rumah masih dengan kesibukan rutinitas yang ada. inilah mungkin ujian dari Allah.

Ya Allah... berikanlah kekuatan pada Ibuku...untuk selalu bersamaMu, merawat keluarga, menjaga anak, cucu dan suami walau kadang tak menghiraukan kesehatan ibu sendiri...

Ya Allah...kalau boleh saya usul...tiada balasan yang berimbang kecuali Surga Di SISIMU YA ALLAH...

Ya Allah engkau maha Adil...maha Bijaksana... maha Mendengar...

Sabtu, 26 September 2009

Kritik Sinetron Ramadhan

Tayangan sinetron Ramadhan belum cukup baik. Begitu pendapat saya ketika ditanya mengenai tayangan Ramadhan. Khususnya program sinetron yang ditayangkan. Jawaban tersebut sengaja saya jawab agak diplomatis untuk tak mengatakan tayangan tersebut sepenuhnya masih terlampau buruk untuk kesehatan jiwa. Tidak enak sama para pegiat, awak, dan para pemain sinetron.

Mengenai sinetron sendiri saya kerap mencuri waktu untuk sekedar menonton tayangan sinetron "Para Pencari Tuhan (3)". Saya kira sinetron tersebut lumayan baik. Mencoba menterjemahkan ajaran-ajaran agama (Islam) dalam serangkaian adegan dan dialog. Dikemas dalam tayangan yang lucu dan tentu saja menghibur. Jujur saya tak rugi waktu ketika menonton tayangan tersebut. Kita patur memberi acungan jempol kepada Wahyu HS sang penulis skenario.

Selebihnya saya tak banyak menonton tayangan sinetron yang ada. Mengenai tayangan sinetron sendiri ada pemantauan dan kajian menarik yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kita patut memberikan apresiasi kepada lembaga ini yang turut serta melakukan pemantauan media di kala sangat jarang lembaga lain yang melakukannya.

Hasilnya MUI mencatat bahwa tayangan sinetron yang ada belum sesuai dengan spirit Ramadhan. Ciri umum ketidaksesuaian dengan spirit Ramadhan adalah banyaknya dialogd an adegan yang saling merendahkan, melecehkan, serta makian kasar. Selain itu, spirit Ramadhan hanya diserap sebagian program dan hanya sekadar aspek simboliknya. Bahkan, bukan simbol Islam tapi simbol budaya Arab. Seperti unta, aksen bicara bergaya Arab, dan padang pasir.

MUI juga mengkritik setidaknya tiga sinetron yang ada. Ketiga sinetron tersebut adalah 'Tangisan Isabela' pukul 18.00-19.00, 'Jiran' yang ditayangkan pukul 19.00-20.00, dan sinetron 'Inayah' pada pukul 20.00-21.00. Ditayangkan oleh stasiun televisi Indosiar.

Dalam 'Tangisan Isabela' (Produksi Soraya Intercine Film) di sana sangat kental kata-kata kasar secara vulgar. Misalnya adu jotos dan adu mulut antara Imran dan Faris hingga Imran menodongkan pistol di pelipis Faris. Begitu juga berhamburannya kata-kata kasar dan makian di antara keduanya.

Tayangan ini juga dinilai merendahkan dan melecehkan martabat perempuan. Misalnya tampak dalam adegan menyakiti, menculik, menyandera, hingga mengikat Isabela di tempat tidur. Pada adegan tersebut orang-orang di sekitar membiarkan dan tidak ada tindakan atau ucapan yang mengoreksi tindakan tersebut.

Pada sinetron 'Jiran' (diproduseri Ram Soraya) menonjolkan adegan kekerasan secara vulgar. Contohnya kekerasan terhadap Jiran oleh kerabat Sultan dalam upaya menyakiti Jiran dan menggugurkan kandungan. Sinetron 'Jiran' dianggap minim unsur pendidikan dan hanya membangkitkan sentimen anti Malaysia.

Sementara dalam sinetron 'Inayah' penuh dengan kekerasan dan tidak mendidik. Jam tayang 'Inayah' digeser setelah tarawih. Sepertinya sinetron ini berusaha memanjakan penontonnya walau Ramadhan dengan menunggu mereka pulang tarawih. Begitu pantauan MUI yang cukup detil dan saya kira kita perlu berterima kasih pada lembaga ini yang masih mau susah-susah memantau media.

Kajian lain kali ini dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang juga mencatat dan memberikan data menarik (dalam pekan pertama Ramadhan). Hasil pantauaan secara umum ditemukan setidaknya ada 450 adegan yang tidak layak tayang pada program Ramadhan. Adegan tersebut mengandung unsur kekerasan dan pelecehan dalam tayangan yang ditampilkan. Tentu termasuk dalam tayangan sinetron.

Mencermati kenyataan demikian apa yang perlu kita lakukan. Selama ini kita mungkin dibuat jengkel atas tayangan-tayangan tersebut. Namun, kejengkelan tersebut hanya kita simpan dalam hati saja. Tentu yang demikian belum produktif dalam konteks perubahan. Kita (sebagai publik) perlu melakukan langkah-langkah solutif yang lebih nyata.

Selama ini memang telah ada semacam gerakan 'hari tanpa televisi' yang digagas oleh Kidia (Kritis Media untuk Anak). Salah satu lembaga yang fokus dalam pemantauan media khususnya yang berkaitan dengan tayangan terkait isu anak. Gerakan moral demikian penting untuk membangkitkan kesadaran akan perlunya sikap kritis dalam bermedia (mengkonsumsi televisi).

Selain gerakan moral gerakan yang selangkah lebih maju juga perlu dilakukan dalam rangka mewujudkan tayangan sinetron maupun tayangan televisi lain menuju lebih baik. Baru-baru ini sebuah lembaga yang menamakan diri Communicare Institute (Sentra Kajian Media dan Budaya Massa) yang bermarkas di Depok membuat gerakan yang disebutnya gerakan "Sejuta Surat Protes untuk Tayangan Televisi Bermasalah".

Saya kira gerakan ini perlu kita dukung sama-sama demi perubahan dari kuasa media
(televisi) menjadi kuasa publik. Teknisnya sederhana saja. Jika anda merasa ada tayangan televisi yang bermasalah. Tiap satu orang yang peduli silakan mengirimkan satu surat protes baik ke KPI maupun televisi yang bersangkutan untuk setiap program televisi yang bermasalah. Bentuknya bisa melalui surat, SMS, e-mail yang berisi protes dan keberatan atas sebuah tayangan. Peduli dengan gerakan ini. Take Action. Lakukan sekarang juga.

Sudaryono Achmad
Penulis adalah pengamat media, tinggal di Jakarta.
http://suarapembaca.detik.com/read/2009/09/22/123858/1207765/471/kritik-sinetron-ramadhan

Sabtu, 22 Agustus 2009

Pendidikan Watak Lewat Pembiasaan


Jumat, 21 Agustus 2009 | 20:54 WIB

KOMPAS.com - Bagaimana seorang anak bisa jadi pribadi berwatak, yang secara naluriah menjalankan kebaikan dan menampik keburukan? Perlukah anak diberi pendidikan budi luhur di sekolah untuk menjadi pribadi berintegritas moral tinggi?

Tidak perlu. Itulah jawaban yang bisa dipetik dari buku terbaru Franz Magnis-Suseno berjudul "Menjadi Manusia, Belajar dari Aristoteles".

Menurut Magnis, yang lebih diperlukan untuk menghasilkan pribadi yang beretika adalah pembiasaan. Tapi Magnis memngingatkan orangtua bahwa dalam mempraktikkan pembiasaan itu, anak tak perlu dipaksa-paksa.

"Anak tak perlu dipaksa berlaku etis, tapi dibantu agar mereka merasa gembira saat berbuat baik dan sedih saat berbuat buruk," kata Magnis.

Inilah tragedi zaman yang penuh kelimbahan material bagi sebagian orang: di sekolah anak-anak diajari berbagai keutamaan hidup, menghormati orang lain, berlaku hemat, tapi di rumah mereka dibiarkan menyuruh pembantu rumah semau "gue", menyantap makanan berlebih dan membuangnya saat tak sanggup menghabiskannya.

Hegemoni kapitalisme memang tak bersahabat dengan keutamaan etis: pola hidup ugahari sudah terasa kuno. Yang dipeluk banyak orang adalah membeli dan membeli. Berbelanja berlebih disahkan bahkan didorong-dorong untuk menghidupkan pertumbuhan ekonomi.

Orang kecil yang menjadi pelayan di mal-mal akan ikut "sekarat" jika orang berduit tidak membeli lagi perkakas rumahnya yang sebetulnya masih mencukupi. Para pelayan dan satpam rumah-rumah makan mewah tak akan dapat upah jika semua orang berpola hidup ugahari dengan memasak sendiri makanan mereka.

Di zaman ini, ada nilai etisnya sendiri jika seseorang memanjakan perutnya dengan sekali makan bisa menghabiskan Rp300.000,- misalnya. Atau, jika seseorang meneguk anggur merah berkualitas seharga Rp200.000,- segelas, orang itu menghidupkan mata rantai ekonomi yang mendatangkan nafkah bari banyak kaum pas-pasan.

Lantas bagaimana memecahkan perkara pola hidup ugahari bagi pendidikan watak anak-anak? Buku Magnis ini tak memberi jawab. Magnis cuma mengingatkan orangtua bahwa anak-anak tak perlu dikuliahi untuk berbuat baik tapi cukup diajak berlaku etis.

Buku ini cukup simpel dalam menemukan ukuran apakah seorang bisa dianggap berhasil atau gagal di bidang perilaku etik. Orang itu bisa disebut bermoral atau tak bermoral bergantung pada situasi batin tatkala berbuat baik atau jelek.

Kalau dia senang berbuat jelek dan berat hati berbuat baik, dia dimasukkan dalam kategori gagal moral. Sebaliknya, sukses moral terjadi ketika seseorang bahagia berbuat baik dan sedih berbuat jelek.

Agaknya, kategori itu bisa dijadikan pegangan untuk mendidik moral anak. "Reality show" yang banyak ditayangkan teve belakangan ini juga langsung atau tak langsung dapat membantu mengarahkan pemirsanya untuk merasakan bahwa berbuat etis itu membahagiakan.

Tentu saja, tayangan itu tak memadai untuk membangun watak etis anak-anak. Anak perlu pembiasaan. Bukan sekadar membiasakan menonton orang berbuat luhur seperti di "reality show" itu.

Yang hendak dikatakan oleh Magnis adalah: membiasakan anak berlaku etis akan sampai pada pendidikan terpenting bahwa anak-anak dituntun untuk menjadi bahagia karena berlaku etis.

Kebahagiaan, kata Magnis yang mendasarkan uraiannya pada pikiran Aristoteles, tak bisa dicari dengan memburu yang nikmat dan menghindari yang menyakitkan.

Kebahagiaan tak bisa diburu secara langsung. Kebahagiaan itu akibat dari tindakan, perbuatan nyata. Jika dikejar secara langsung. Kebahagiaan bisa mengelak.

Rupanya anak perlu sejak dini diajak merasakan beda antara nikmat dan bahagia. Anak perlu dibiasakan untuk merasakan nikmat luhur, yang artinya adalah nikmat yang didapat dari berbuat kebaikan. Tapi perlu ditunjukkan bahwa ada nikmat keji seperti nikmat yang diperoleh dengan mengadu jago, jengkerik, domba, mengurung burung dalam sangkar.

Beda dengan nikmat yang bisa dirasakan saat perbuatan itu dilakukan, bahagia itu lebih belakangan dan tak menghentak datangnya. Orang yang bahagia bisa merupakan pribadi apapun.

Tapi orang yang sedang menikmati tari perut, misalnya, hanya dirasakan oleh orang yang bisa mengakses hiburan asal kultur Mesir itu.

Bahagia bisa diakses oleh sufi miskin yang sebagian besar waktunya dihabiskan dengan zikir di rumah Allah, atau si zuhud yang tak kuasa menahan rindu bertemu kerajaan-Nya.

Kaum Trappist, yang menunya dari hari ke hari hanya kacang-kacangan, dan tak pernah mereguk sorga duniawi, pun merasa bahagia bahkan merasa heran bahwa ada pemburu kebahagiaan lewat kenikmatan duniawi.

Ada zaman ketika seorang filosof Epikurus diikuti banyak orang karena ajarannya yang memuja kenikmatan duniawi, yang melahirkan kultur hedonisme. Meski tak lagi menjadi arus utama, masih ada orang zaman sekarang yang menganut aliran bernikmat-nikmat keduniawian itu.

Apakah anak-anak akan termakan juga oleh Epikurus? Itulah yang agaknya menjadi tantangan pendidik saat ini dan nanti

Minggu, 16 Agustus 2009

17 Agustus

Di Negara Indonesia setiap Tanggal 17 Agustus memiliki makna yang sangat monumental dan bersejarah. sejarah dimulainya negara Indonesia bertolak dari 17 Agustus.

Tahun 1945 - 2009 adalah merupakan waktu perjalanan kebebasan dan kemerdekaan berbangsa dan bernegara Indonesia. banyak orang dari warga negara Indonesia sejak memasuki bulan Agustus memiliki idealisme untuk meramaikan dan memperingati momen tersebut walau tidak semua warga akan mempunyai idealisme itu. mulai dari perenungan hingga memeriahkan hingga hingar bingar warna -warni kegiatan 17 Agustus-an.

kegiatan itu semua dalam rangka mengisi hasil jerih payah para pendahulu demi satu kata "merdeka". Merdeka memiliki multi tafsir untuk setiap orang.

untuk saat ini kadang diriku berpikir dan bertanya, "apakah sekarang negaraku sudah merdeka?" apakah kita sudah merdeka??

Senin, 20 April 2009

Pintar

Anjing Yang Pintar

anjing yang pintarSeorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya. Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datatng ke samping tokonya. Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi. Maka, ia menghampiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di mulut anjing itu. Ia mengambil catatan itu dan membacanya,” tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba. Uangnya ada di mulut anjing ini.”

Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang sebesar 10 dollar disana. Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung plastik dan diletakkan kembali di mulut anjing itu. Si penjual daging sangat terkesan. Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya dan berjalan mengikuti si anjing.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya, melompat dan menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dengan sabar dengan kantung plastik dimulut, sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau. Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual daging mengikutinya.

Anjing tersebut kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat “papan informasi jam perjalanan”.

Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya. Si anjing melihat “papan informasi jam perjalanan” dan kemudian duduk di salah satu bangku yang disediakan. Sebuah bus datang, si anjing menghampirinya dan melihat nomor bus dan kemudian kembali ke tempat duduknya.

Bus lain datang. Sekali lagi bus lainnya datang. Sekali lg si anjing menghampiri dan melihat nomor busnya. Setelah melihat bhw bus tersebut adalah bus yang benar, si anjing naik. Si penjual daging, dengan kekagumannya mengikuti anjing itu dan naik ke bus tersebut.

Bus berjalan meninggalkan kota, menuju ke pinggiran kota. Si anjing melihat pemandangan sekitar. Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus, ia berdiri dengan dua kakinya dan menekan tombol agar bus berhenti. Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si penjual daging. Si anjing berhenti pada suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil dan meletakkan kantung plastik pada salah satu anak tangga.

Kemudian, ia mundur, berlari dan membenturkan dirinya ke pintu. Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tersebut. Tidak ada jawaban dari dalam rumah, jadi si anjing kembali melalui jalan kecil, melompati tembok kecil dan berjalan sepanjang batas kebun tersebut. Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali, berjalan mundur, melompat balik dan menunggu di pintu.

Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu dan mulai menyiksa anjing tersebut, menendangnya, memukulinya, serta menyumpahinya.

Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut,” Apa yang kau lakukan ..??!! Anjing ini adalah anjing yang jenius. Ia dapat masuk televisi untuk kejeniusannya.”

Pria itu menjawab,” Kau katakan anjing ini pintar??? Dalam minggu ini sdh dua kali anjing bodoh ini lupa membawa kuncinya ..!!!”

Moral Cerita :

Cerita ini sering terjadi dalam kehidupan kita. Banyak orang yang tidak pernah puas dengan apa yang telah mereka dapat. Seringkali kita tidak menghargai bawahan kita yang telah bekerja dengan setia selama bertahun-tahun. Seringkali kita juga tidak menghargai atasan kita yang dipakai Tuhan untuk memenuhi kebutuhan kita. Kita selalu menonjolkan kesalahan dan kelemahan tanpa melihat kelebihan dan jasa orang lain
http://www.emotivasi.com/2008/06/12/anjing-yang-pintar/#more-290
takut sama dengan tidak ikhlas

http://www.c-mol.blogspot.com/2008_01_01_archive.html

arti hidup

Sebuah kalimat yang bisa membuat sebagian orang menjadi merenung akan arti kehidupan, bahkan bisa membuat sebagian orang lain menjadi panik atau merasakan kengerian. Topik ini terinspirasi setelah saya melihat tayangan motivasi di stasiun televisi swasta di indonesia ( Metro TV) pada hari minggu (30 November 2008) petang. Disana dibahas tentang kebudayaan bangsa indonesia (pada umumnya) yang kurang ekspresif, sangat berbeda dengan kebudayaan barat, dimana orangnya lebih ekspresif dalam mengungkapkan perasaan.

Dengan menunda melakukan suatu niatan, anda akan melewatkan suatu masa atau momen, dimana momen itu tidak akan dapat dikembalikan. Pada kehidupan sosial, anda akan merasa sangat menyesal, karena tidak mengatakan sayang atau berkomunikasi lebih hangat kepada orang yang anda sayangi, mungkin hanya karena ego dan harga diri. Anda susah untuk mengatakan 'aku sayang kamu' kepada orang tua, pasangan hidup atau saudara, karena malu atau harga diri untuk mengekspresikannya. Dan momen itu belum tentu dapat anda peroleh kembali, pada acara kemarin tidak sedikit orang yang menyesal, karena tidak bisa mengungkapkan perasaan sayang-nya kepada orang yang disayangi, karena orang yang disayanginya telah meninggal.

Mungkin karena topik utama acara itu untuk kesuksesan bisnis, maka kalimat tersebut juga disangkut-pautkan dengan trik untuk mendapatkan sukses dalam pekerjaan. Dengan mengambil sudut pandang, jika orang tidak melakukan penundaan, maka diri dan kariernya akan berkembang juga. Dan tingkat penyesalan seseorang atas apa yang tidak dilakukan(penundaan) dalam suatu momentum merupakan tolak ukur sebesar apa atau seberarti apa pekerjaan yang ditundanya.

Hal ini mugkin sudah pernah anda dengar, namun sifat manusia adalah suka mendengar tanpa mau mempraktekannnya. Pengatahuan manusia itu luas, kemauan melakukan adalah pembuka jalan utama. Semoga dengan membaca artikel ini, anda mau memutuskan untuk melakukan sesuatu yang anda tunda.
http://bumbu-kehidupan.blogspot.com/2008/12/jika-hari-esok-tidak-datang.html

Minggu, 19 April 2009

hidup

“JURANG KEHIDUPAN”

Hilang jiwaku dalam keheningan
Tersudut dalam kehampaan jurang kenistaan
jurang keterpurukan

langit kegelapan
gelegar sang langit dalam kemendungan
kilatan dewa petir menghujam
aku tetap mendongak ke atas
melihat begitu suramnya pandanganku

dalam khayalku jengkal jariku
aku merasakan……., hanya sejengkal aku berdiri dari suramnya
kehidupan didepanku
aku tak ingin terjatuh dalam jurang-jurang itu
aku ingin menemukan jurang kebahagian
jurang harapan
bukan Jurang yang menerakakan diriku
dan tak memberiku kesempatan untuk melihat
kesyurgaan dunia ini

Karya:Andini R A Gambar:Nanang Hartoyo
http://sastrapujangga.wordpress.com/category/puisi-hati/

catatan ku

Arti hidupKu

Kala kelelawar mulai mengepakkan sayapnya
sebagai tanda jati dirinya sebagai makhluk malam
semburat merah jingga mewarnai langit di ufuk barat
teriring nyanyian lagu lama yang bergema di seluruh penjuru kota ku
kala itu terkadang membuat hati teringat lembaran putih sejati
kasih sejati yang tak kan bosan tuk menyayangi dan mengasihi

ya Rabb...

hati teringat teriring bibir bergumam menyebut nama-MU
hangat mendekap kalbuku
tenang menyelimuti jiwa-jiwa yang melayang bak awan
sejuk bagai embun pagi menetes di hati makhluk bumi

temenung ku lihat alam yang selalu membesarkanku
dengan mata sayu nan sendu dengan senyum tulus menyapaku
ku tahu diriku dan siapa dirimu...
hanya dengan bahasa cinta kita bisa tahu semua itu...

perlu kesadaran untuk kembali kesana
perlu ”eling” untuk mengerti arah mana kehidupan

Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencurahkan potensi diri kita untuk orang lain.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita berbagi suka dan duka dengan orang yang kita sayangi.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita bisa mengenal orang lain.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita melayani setiap umat manusia.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencintai pasangan kita, orang tua kita, saudara, serta mengasihi sesama kita.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita belajar dan terus belajar tentang a

Sabtu, 18 April 2009

memoryku

bulan ini terasa sesak n menyebalkan...
seolah Tuhan memberiku ujian untuk mengukur seberapa kemampuan menejemen pribadiku..
dua hari di hari kerjaku berturut-turut ada kejadian yang menggelitik...
ku berpikir ini cobaan atau memang gangguan dalam kerjaku

April adalah saat ini
2009 adalah tahun yang sedang lewat
lebih tepatnya tanggal 17 April...
aku kerja masuk siang, userku kehilangan sepeda

esok harinya...
sehabis mengikuti kegiatan bersama yayasan di sekolahan
jam 14.00 aku masuk kerja di warnet
tepatnya tanggal 18 april...
salah satu userku (cewek cakep ABG) kehilangan sandal kesayangannya)

bagiku serasa pukulan yang lumayan panas...

dalam hatiku hanya bisa bergumam dan memohon pada Allah
ya...Allah
bila ini memang rizki yang KAU berikan pada ku,
tabahkanlah hatiku untuk selalu mengingatMU
dan bersyukur atas segala nikmatMU...

ya..Allah
ampunilah hambamu ini yang lekat dengan noda dan dosa ini...